Penguatan IHSG di Depan Mata: CSA Index Oktober Menguat ke 76,09 Berkat Dukungan Kebijakan Moneter Global

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 7 Oktober 2024 - 16:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

HAIBISNIS.COM – Pada Oktober 2024, CSA Index mencatatkan angka 76,09, menguat dibandingkan September yang hanya mencapai 61,4, (7/9/24).

Kenaikan ini mencerminkan peningkatan optimisme pelaku pasar yang sudah terlihat sejak Agustus, menunjukkan bahwa tren positif masih terus berlanjut.

Sentimen ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk penurunan suku bunga dan penguatan Rupiah.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Poin Utama:

  • CSA Index Oktober 2024 mencapai level 76,09, naik signifikan dari bulan sebelumnya.
  • Sentimen positif terhadap pemerintahan baru diprediksi akan mendorong pasar.
  • Penguatan Rupiah dan penurunan suku bunga semakin diapresiasi pelaku pasar.
  • Data dikumpulkan 13-30 September 2024.

CSA Index Oktober 2024

Pasar keuangan menyambut optimisme ini dengan baik, terutama menjelang pergantian kepemimpinan nasional di bulan Oktober.

Banyak pihak berharap bahwa pemerintahan baru akan memperkenalkan kebijakan-kebijakan yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi dan mendukung pergerakan pasar ke arah yang lebih baik.

Dilansir dari Telegraf NS. Aji Martono, Ketua Umum Propami, turut menanggapi hasil CSA Index Oktober 2024.

Ia menyatakan, “CSA Index Oktober 2024, pelaku pasar optimis untuk IHSG terus menguat seiring dengan kinerja fundamental.”

Namun, di tengah optimisme lokal, ada tantangan global yang perlu diantisipasi.

Pertumbuhan ekonomi dunia mengalami perlambatan yang terkoordinasi, atau yang dikenal dengan istilah “synchronized slowdown”.

CSA Index Oktober 2024

Di Amerika Serikat, The Fed telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2024, bersamaan dengan kenaikan angka pengangguran dan penurunan inflasi.

Di Tiongkok, pemulihan ekonomi yang semula kuat mulai kehilangan momentum, khususnya di sektor produksi yang sebelumnya menjadi penggerak utama.

Langkah-langkah responsif dari bank sentral di berbagai negara untuk menurunkan suku bunga secara agresif pun mulai terlihat.

The Fed menurunkan suku bunga sebesar 50 bps, langkah besar yang terakhir kali diambil pada saat krisis keuangan global 2008 dan pandemi 2020.

Di Tiongkok, PBoC juga melakukan pemangkasan suku bunga untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Kebijakan moneter global yang lebih akomodatif ini meningkatkan likuiditas di pasar keuangan, yang akhirnya mendorong penguatan pasar keuangan global, termasuk di negara-negara emerging market seperti Indonesia.

Di Indonesia, meskipun ada penurunan tingkat optimisme dari 88,6% pada September menjadi 78,26% di Oktober, mayoritas pelaku pasar masih optimis terhadap kinerja IHSG dalam 12 bulan mendatang.

Mereka menargetkan IHSG bisa mencapai level 8243, yang merupakan target tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

CSA Index Oktober 2024

Prospek penguatan IHSG didukung oleh kinerja fundamental yang kuat di beberapa sektor serta keyakinan bahwa pasar masih memiliki potensi untuk tumbuh lebih lanjut.

Sektor yang dianggap sebagai motor utama pergerakan IHSG di Oktober adalah sektor Financial, yang terus menjadi favorit pelaku pasar dalam beberapa bulan terakhir, diikuti oleh sektor Energy.

Kedua sektor ini dipandang sebagai pilihan investasi yang kuat karena memiliki emiten-emiten dengan kapitalisasi pasar besar serta stabil, sehingga dianggap mampu mendorong IHSG ke level yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan, optimisme yang tercermin dalam CSA Index mengindikasikan bahwa meskipun ada tantangan global, prospek ekonomi Indonesia tetap positif, didukung oleh kebijakan moneter global yang akomodatif, penguatan Rupiah, serta stabilitas pasar keuangan domestik.

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Haibisnis.com dan Infoemiten.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloup.com dan Harianjayakarta.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News.

Berita Terkait

Cara Kerja Press Release Berbayar: Jaminan Publikasi dan Kendali Narasi Bisnis
Penurunan Tarif AS Dorong Reformasi Biaya Produksi Domestik Indonesia
Trump Kirim Surat Tarif Baru ke 30 Negara, Tensi Perang Dagang Meningkat
IEU-CEPA Siap Disepakati, Produk Indonesia Bisa Masuk Eropa Bebas Bea
Kinerja Bayan Resources Buktikan Batu Bara Tetap Relevan bagi Asia
Kekayaan Low Tuck Kwong Capai USD 27,5 Miliar di Tengah Isu ESG
Pemerintah Perketat Aturan, Iklan Jual Pulau Kecil Terancam Ditutup
Ekonomi Melemah, Tapi Utang Meroket: Indonesia Dikepung Dua Sisi

Berita Terkait

Sabtu, 19 Juli 2025 - 06:20 WIB

Cara Kerja Press Release Berbayar: Jaminan Publikasi dan Kendali Narasi Bisnis

Kamis, 17 Juli 2025 - 13:41 WIB

Penurunan Tarif AS Dorong Reformasi Biaya Produksi Domestik Indonesia

Minggu, 13 Juli 2025 - 07:23 WIB

IEU-CEPA Siap Disepakati, Produk Indonesia Bisa Masuk Eropa Bebas Bea

Selasa, 8 Juli 2025 - 08:14 WIB

Kinerja Bayan Resources Buktikan Batu Bara Tetap Relevan bagi Asia

Selasa, 8 Juli 2025 - 08:04 WIB

Kekayaan Low Tuck Kwong Capai USD 27,5 Miliar di Tengah Isu ESG

Berita Terbaru

BRICS Butuh Strategi Jangka Panjang untuk Peran Global Lebih Besar. (Facebook.com @Setkab RI)

Internasional

Dolar AS Tetap Jadi Raja, BRICS Dinilai Butuh Strategi Jangka Panjang

Jumat, 18 Jul 2025 - 07:15 WIB