HAIBISNIS.COM – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono optimistis bahwa Indonesia mampu segera mewujudkan swasembada susu dan daging sapi.
Hal itu terkait dengan adanya teknologi canggih dalam mengatur indukan dan percepatan sapi bunting.
“Kami yakin bahwa di waktu yang tidak lama atau di bulan-bulan dan tahun mendatang.”
“Kita punya indukan sapi baik yang perah maupun yang pedaging.ntuk jumlah yang banyak.”
Baca Juga:
Melalui Sertifikasi BPOM, BRI Bersama Holding Ultra Mikro Berperan Aktif Tingkatkan Daya Saing UMKM
BRI dan BSI Diusulkan Menjadi Bulllion Bank, Begini Penjelasan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Pertemuan Jokowi dan Prabowo, AHY Sebut Silaturahmi Antar Pemimpin Bangsa Sebagai Kegiatan yang Baik
“Sehingga cita-cita swasembada betul-betul dapat terlaksana dengan baik,” ujar Wamentan dikutip Haloagro.com dari laman resmi Kementerian Pertanian.
Menurut Wamentan, hal itu segera tercapai, pasalnya saat ini Kementerian Pertanian memiliki teknologi canggih.
Khususnya di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari di Malang, Jawa Timur, dalam mengatur indukan dan juga program percepatan sapi bunting.
Dia menyebutkan bahwa, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari adalah lembaga khusus pengembangan sapi nasional yang berada di bawah Kementan.
Baca Juga:
Saat ini, mereka juga tengah menyiapkan kebutuhan susu dan daging besar-besaran untuk kebutuhan makan bergizi gratis.
“Semua kebutuhan daging dan susu nasional mampu dan bisa kita siapkan. Mengapa?”
“Karena kita punya teknologi, punya SDM dan kita punya kemampuan.”
“Intinya kita mampu dan kita siap karena SDM di kita ini pintar-pintar terutama dalam penguasaan teknologi,” katanya.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Berharap Tahun 2025 Tak Impor Beras, Tren Produksi Pangan Indonesia Meningkat
Meski demikian, kata Sudaryono, semua upaya tersebut bukan hal yang mudah karena pemerintah mesti lebih dulu melakukan impor sapi indukan.
Impor yang dimaksud juga dicanangkan harus mengedepankan produksi dalam negeri.
Jangan sampai mematikan peternak kecil yang saat ini tengah berjuang.
“Kalau kurang, boleh impor tapi tidak boleh mematikan industri atau mematikan peternak dalam negeri.”
“Jadi yang harus kita datangkan adalah indukan maupun daging,” katanya.
Wamentan menambahkan bahwa saat ini pemerintah juga sudah memiliki teknologi sexing sebagai alat pemantau sapi betina untuk memperbanyak indukan.
Teknologi tersebut bahkan memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi dan sudah berjalan di semua unit pelaksana.
“Kita kan ingin betul-betul bagus spermanya. Nah sperma yang untuk nanti lahir antara laki-laki dan perempuan bisa kita lihat melalui teknologi sexing.”
“Jadi kalau itu bisa kita laksanakan kita bisa lebih gampang memantau kelahiran terutama untuk indukan,” katanya.
Seusai di Singosari, Wamentan lanjut mengunjungi Balai Besar Pelatihan Pertanian atau BBPP Ketindan di Lawang.
Di sana, Wamentan meninjau teknologi smart green house dan panen Earth Melon dari varietas Tallent dan N29.
Smart greenhouse BBPP Ketindan mengatur kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan pencahayaan secara otomatis untuk mendukung pertumbuhan optimal melon.
Diharapkan, panen perdana melon dari varietas ini bisa menjadi pemicu bagi perkembangan greenhouse di daerah lainnya.
“Kalau biaya mahal hasil bagus itu biasa. Tapi Kalau biaya murah hasilnya bagus itu baru luar biasa. Inilah yang harus dilakukan BBPP Ketindan,” kata Wamentan.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Haibisnis.com dan Infoemiten.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halloup.com dan Harianjayakarta.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.